Struktur
Organ Reproduksi Wanita
Struktur
organ reproduksi wanita meliputi organ reproduksi internal dan organ reproduksi
eksternal. Keduanya saling berhubungan dan tak terpisahkan. Organ reproduksi
internal terdapat di dalam rongga abdomen, meliputi sepasang ovarium dan
saluran reproduksi yang terdiri saluran telur (oviduct/tuba falopii), rahim
(uterus) dan vagina. Organ reproduksi luar meliputi mons veneris, klitoris,
sepasang labium mayora dan sepasang labium minora.
1.
Ovarium
Jumlah sepasang, bentuk oval dengan panjang 3-4 cm, menggantung bertaut melalui mesentrium ke uterus. Merupakan gonade perempuan yang berfungsi menghasilkan ovum dan mensekresikan hormon kelamin perempuan yaitu estrogen dan progesteron. Ovarium terbungkus oleh kapsul pelindung yang kuat dan banyak mengandung folikel. Seorang perempuan kurang lebih memiliki 400.000 folikel dari kedua ovariumnya sejak ia masih dalam kandungan ibunya. Namun hanya beberapa ratus saja yang berkembang dan melepaskan ovum selama masa reproduksi seorang perempuan, yaitu sejak menarche (pertama mendapat menstruasi) hingga menophause (berhenti menstruasi). Pada umumnya hanya sebuah folikel yang matang dan melepaskan ovum tiap satu siklus menstruasi (kurang lebih 28 hari) dari salah satu ovarium secara bergantian. Selama mengalami pematangan, folikel mensekresikan hormone estrogen. Setelah folikel pecah dan melepaskan ovum, folikel akan berubah menjadi korpus luteum yang mensekresikan estrogen dan hormon progesteron. Estrogen yang disekresikan korpus luteum tak sebanyak yang disekresikan oleh folikel. Jika sel telur tidak dibuahi maka korpus luteum akan lisis dan sebuah folikel baru akan mengalami pematangan pada siklus berikutnya.
Jumlah sepasang, bentuk oval dengan panjang 3-4 cm, menggantung bertaut melalui mesentrium ke uterus. Merupakan gonade perempuan yang berfungsi menghasilkan ovum dan mensekresikan hormon kelamin perempuan yaitu estrogen dan progesteron. Ovarium terbungkus oleh kapsul pelindung yang kuat dan banyak mengandung folikel. Seorang perempuan kurang lebih memiliki 400.000 folikel dari kedua ovariumnya sejak ia masih dalam kandungan ibunya. Namun hanya beberapa ratus saja yang berkembang dan melepaskan ovum selama masa reproduksi seorang perempuan, yaitu sejak menarche (pertama mendapat menstruasi) hingga menophause (berhenti menstruasi). Pada umumnya hanya sebuah folikel yang matang dan melepaskan ovum tiap satu siklus menstruasi (kurang lebih 28 hari) dari salah satu ovarium secara bergantian. Selama mengalami pematangan, folikel mensekresikan hormone estrogen. Setelah folikel pecah dan melepaskan ovum, folikel akan berubah menjadi korpus luteum yang mensekresikan estrogen dan hormon progesteron. Estrogen yang disekresikan korpus luteum tak sebanyak yang disekresikan oleh folikel. Jika sel telur tidak dibuahi maka korpus luteum akan lisis dan sebuah folikel baru akan mengalami pematangan pada siklus berikutnya.
2.
Tuba falopi/oviduk (saluran telur)
jumlah
sepasang, ujungnya mirip corong berjumbai yang disebut infundibulum berfungsi
untuk menangkap ovum yang dilepas dari ovarium. Epithelium bagian dalam saluran
ini bersilia, gerakan silia akan mendorong ovum untuk bergerak menuju uterus.
3.
Uterus (rahim)
Jumlah satu
buah, berotot polos tebal, berbentuk seperti buah pir, bagian bawah mengecil
disebut cervix. Uterus merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya embrio,
dindingnya dapat mengembang selama kehamilan dan kembali berkerut setelah
melahirkan. Dinding sebelah dalam disebut endometrium, banyak mengasilkan
lendir dan pembuluh darah. Endometrium akan menebal menjelang ovulasi dan
meluruh pada saat menstruasi.
4.
Vagina
Merupakan akhir dari saluran reproduksi wanita. Suatu selaput berpembuluh darah yang disebut hymen menutupi sebagian saluran vagina. Membran ini dapat robek akibat aktivitas fisik yang berat atau saat terjadi hubungan badan. Vagina berfungsi sebagai alat kopulasi wanita dan juga sebagai saluran kelahiran. Dindingnya berlipat-lipat, dapat mengembang saat melahirkan bayi. Pada dinding sebelah dalam vagina bermuara kelenjar bartholin yang mensekresikan lendir saat terjadi rangsangan seksual.
Merupakan akhir dari saluran reproduksi wanita. Suatu selaput berpembuluh darah yang disebut hymen menutupi sebagian saluran vagina. Membran ini dapat robek akibat aktivitas fisik yang berat atau saat terjadi hubungan badan. Vagina berfungsi sebagai alat kopulasi wanita dan juga sebagai saluran kelahiran. Dindingnya berlipat-lipat, dapat mengembang saat melahirkan bayi. Pada dinding sebelah dalam vagina bermuara kelenjar bartholin yang mensekresikan lendir saat terjadi rangsangan seksual.
5.
Mons
veneris
Merupakan bagian yang tebal dan
banyak mengandung jaringan lemak terletak pada bagian paling atas dari vulva
(kemaluan)
6.
Labium
mayora
Jumlah sepasang, merupakan suatu
lipatan tebal yang mengelilingi vagina dan ditumbuhi rambut
7.
Labium
minora
Jumlah sepasang, merupakan suatu
lipatan tipis di sebelah dalam labium mayora, banyak mengandung pembuluh darah
dan saraf. Labium minora menyatu di bagian atas membentuk clitoris. Labium
minora mengelilingi vestibulum, suatu tempat dimana terdapat lubang uretra di
bagian atas dan lubang vagina di bagian bawah.
8.
Clitoris
Berupa sebuah tonjolan kecil, merupakan bagian yang paling peka terhadap rangsang karena banyak mengandung saraf.
Berupa sebuah tonjolan kecil, merupakan bagian yang paling peka terhadap rangsang karena banyak mengandung saraf.
Siklus
Menstruasi
Menstruasi atau
haid merupakan pendarahan yang terjadi akibat luruhnya dinding sebelah dalam
rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah. Lapisan endometrium
dipersiapkan untuk menerima implantasi embrio. Jika tidak terjadi implantasi
embrio lapisan ini akan luruh, darah keluar melalui cervix dan vagina.
Pendarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu antara menstruasi yang satu
dengan menstruasi berikutnya dikenal dengan satu siklus menstruasi.
Siklus menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari. Hari pertama menstruasi dinyatakan sebagai hari pertama siklus menstruasi. Siklus ini terdiri atas 4 fase: fase pra-ovulasi, fase ovulasi, fase pasca-ovulasi dan fase menstruasi
Siklus menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari. Hari pertama menstruasi dinyatakan sebagai hari pertama siklus menstruasi. Siklus ini terdiri atas 4 fase: fase pra-ovulasi, fase ovulasi, fase pasca-ovulasi dan fase menstruasi
1.
Fase pra-ovulasi atau fase poliferasi
Hormon pembebas
gonadotropin yang disekresikan hipotalamus akan memacu hipofise untuk
mensekresikan FSH. FSH memacu pematangan folikel dan merangsang folikel untuk
mensekresikan hormon estrogen. Adanya estrogen menyebabkan pembentukan kembali
(poliferasi) dinding endometrium. Peningkatan kadar estrogen juga menyebabkan
seviks (leher rahim) untuk mensekresikan lendir yang bersifat basa. Lendir ini
berfungsi untuk menetralkan suasana asam pada vagina sehingga mendukung
kehidupan sperma.
2.
Fase Ovulasi
Jika siklus
menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi pada hari ke 14.
Peningkatan kadar estrogen menghambat sekresi FSH, kemudian hipofise
mensekresikan LH. Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari
folikel, peristiwa ini disebut ovulasi.
3.
Fase pasca ovulasi atau fase sekresi
Berlangsung
selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Walaupun panjang siklus menstruasi berbeda-beda, fase
pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Folikel de
Graaf (folikel matang) yang telah melepaskan oosit sekunder akan berkerut dan
menjadi korpus luteum. Korpus luteum mensekresikan hormon progesteron dan masih
mensekresikan hormon estrogen namun tidak sebanyak ketika berbentuk folikel.
Progesteron mendukung kerja estrogen untuk mempertebal dan menumbuhkan
pembuluh-pembuluh darah pada endometrium serta mempersiapkan endometrium untuk
menerima implantasi embrio jika terjadi pembuahan atau kehamilan. Jika tidak
terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan yang hanya
sedikit mensekresikan hormon, sehingga kadar progesteron dan estrogen menjadi
rendah. Keadaan ini menyebabkan terjadinya menstruasi demikian seterusnya.
4.
Fase menstruasi
Terjadi bila
ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum menghentikan produksi hormon
estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan
lepasnya ovum dari endometrium disertai robek dan luruhnya endometrium,
sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi berlangsung kurang lebih 5 hari.
Darah yang keluar selama menstruasi berkisar antara 50 - 150 mili liter
Tidak ada komentar:
Posting Komentar